Pada tanggal 10 Pebruari 2009 menjadi pengalaman berharga bagi sebagian anak didik komunitas magenta , karena dapat berpameran di pusat kebudayaan Rusia jalan di Ponogoro Jakarta. Ada 11 anak yang bisa mengikuti pameran. Mereka menjadi bagian dari peserta yang lolos dari sekitar 220 peserta yang mengirimkan kan karya ke Dubes Rusia. Pameran lukis anak-anak internasional yang diikuti dari beberapa daerah di indonesia dan sebagian dari negara asing seperti Rusia, Serbia, India, Thailand dan Usbekistan menampilkan karya yang bernuansa negara mereka masing-masing. warna-warna kontras menyala menjadi ciri anak-anak indonesia. sementara bagi anak dari belahan benua Eropa warna-warna lembut menjadi karakter karya mereka.
Namun yang lebih mendasar perbedaan yang saya tangkap dari lomba ini adalahBagaimana anak-anak dari Rusia dapat menggambar sesuai perkembangan usia mereka. Bagi yang masih TK gaya gambar mereka lebih alamiah, tidak harus anatomis, tidak bergradasi habis-habisan. Lebih kepada bagaimana anak menuangkan ide dan menggambar sesuai dengan kekuatan goresannya. tidak hanya berkutat pada kekuatan menyusun warna sehingga kelihatan menarik.Ketika usia beranjak gambarnyapun ikut berubah, Detail, penggunaan tehnik akan semakin terlihat, Sementara itu kebanyakan Di indonesia Anak-anak yang berlomba menggambar sampai Jelang SMP pun kadang masih menggunakan cara dan bentuk yang tak jauh beda dengan adik-adiknya.
Pengalaman saya mengikutkan murid-murid pada sebuah lomba yang bertitel nasional lebih merasa dihargai daripada di tingkat lokal.Kenapa begitu? Untuk tingkat nasional pemilihan juri benar-benar dari orang yang memang berbasic seni. Sehingga ketika menjuri keputusan yang diambil menjadi tepat. Nilai kekanakan menjadi bagian yang penting. Kekuatan garis menjadi bagian yang juga teramat penting. Sementara pada tingkat lokal(surabaya), Kebanyakan menilai ya yang banyak gradasi, terlihat indah dari kacamata orang besar, rapi dan bersih itulah pemenangnya. Entah siapa yang memulai dan mulai dari kapan dimulai sampai saat ini pun terus berlangsung.
Ketika sang anak belajar menggambar hanya sebatas ikut lomba dan meraih juara, saya pikir anak itu akan dibebankan tugas itu semata.Saat usia beranjak terus maka pada proses selanjutnya dia akan mengalami keasingan pada tehnik bentuk yang harus dihadapi sesuai usianya. Disinilah kefatalan yang ditemui.
Seorang guru seharusnya lebih berani Untuk memberikan kebebasan kepada anak didiknya untuk lebih mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Mungkin saja seorang anak memiliki kemampuan yang luar biasa. namun ketika harus terjebak pada lomba kemampuannya jadi terbendung karena harus mengikuti ketentuan-ketentuan lomba.
Banyak hal yang saya peroleh dari lomba di DUBES Rusia,Semoga bermanfaat bagi kita semua!